Selasa, 18 Januari 2011



berbagai pilihan batik gedog





BATIK gedog tidak bisa dilepaskan dari sejarah Tuban. Batik ini kali pertama dibawa langsung Laksamana Cheng Ho dari China (kini Tiongkok). Nuansa China dari batik ini sangat melekat. Itu terlihat dari gambar burung Hong yang menjadi kekhasan batik tersebut.

Setelah masuk Tuban, batik ini diadopsi Ki Jontro, pengikut Ronggolawe. Saat Ronggolawe memberontak Majapahit, dia dan pengikutnya bersembunyi di hutan. Dalam persembunyian itulah, Jontro yang kemudian namanya dipakai nama alat tenun tradisional membuat pakaian untuk pasukannya. Semula, pakaian dari kain tenun tersebut bermotif garis-garis sesuai alur benang. Namun, setelah terpengaruh batik Lokcan dari Laksamana Cheng Ho, kain tenunnya dibatik seperti batik tersebut. Nama gedog kemudian diambil dari bunyi proses penenunan yang berbunyi gedog.

Di zaman Sunan Bonang, batik ini juga dipakai oleh pengikutnya. Kini, sebagian batik peninggalan pengikut Sunan Bonang itu disimpan di museum Kambang Putih.

Saat ini perkembangan batik gedog cukup pesat. Tak hanya Tuban, namun batik model ini juga diminati masyarakat luar Tuban. Dengan harga terjangkau, mereka bisa dengan mudah mendapatkan batik yang diproduksi di wiyalah Kecamatan Kerek ini.

Karena peminat cukup tinggi, akhirnya masyarakat Bumi Ronggolawe pun mencoba menjual batik gedog ini di kompleks makam Sunan Bonang untuk dijajakan pada para peziarah makam salah satu wali songo ini. Lisa, 33, salah satu penjual batik gedog di kompleks makam Sunan Bonang mengaku, setiap hari dirinya berhasil menjual sekitar 100 potong batik gedog. ''Bahkan, kalau Minggu, bisa sampai 200 potong lebih,'' kata perempuan asli Tuban ini.

batik tradisional kota tuban


Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini  merupakan
pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak orang, karena ketrampilan yang dibutuhkan
dianggap tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai pengrajin batik
tulis, sehingga hanya dari tangan-tangan terampil para pengrajinlah kita dapat menikmati suatu karya
budaya yang bernilai seni tinggi.

Batik tulis tradisional Tuban adalah suatu karya budaya yang keberadaannya hingga sekarang
masih diterima oleh masyarakat luas, sebab disamping nilai estetik yang ditampilkannya cukup tinggi, juga
kandungan nilai budaya dalam karya ini tampak jelas, sehingga batik tulis tradisional Tuban ini
merupakan suatu produk yang memiliki corak serta ke-khas-an tersendiri.